Tuesday, March 18, 2014

Lekas Sembuh Ya...

kemarin saya sama teman ibu2 melayani di rumah sakit. ini kunjungan saya yg kedua kalinya di rs tersebut. setiap bulan kami mengambil bagian untuk mendoakan orang sakit yang beragama kristen. ada 19 pasien yang kami doakan kemarin. kunjungan kedua ini, saya membawa beberapa mainan dan stationary punya ting2 anak saya untuk saya bagikan ke pasien anak2 karna sewaktu kunjungan pertama, anak2 kurang respon ketika di ajak doa. dan dalam daftar pasien kemarin ada 1 anak perempuan yang sakit. akhirnya saya memilih 1 stationary set barbie yang paling bagus menurut saya diantara semua bawaan mainan hari kemarin. kunjungan pertama dimulai di ruang ICU.. pasien masih tertidur pulas, kami hanya berbisik ketelinganya bahwa kami sementara mendoakan beliau. Dari ICU kami ke ruang ibu dan anak. kami berdoa buat seorang ibu yang baru melahirkan dan ke ruang pasien anak perempuan yang terdaftar 1 hari itu. setiba kami di depan kamar anak Renata Gricella, kami tdk berjumpa dengan anak itu karna sementara di usg. akhirnya stationary barbienya tetap saya bawa. berlanjut ke pasien2 berikutnya. dalam perjalanan kami berdua menyusuri ruang2 demi ruang, saya bercerita dengan sie kerohanian rumah sakit yang menemani kami berkeliling-keliling. ternyata... ups.. yang mengantar kami dari sie kerohanian islam, krn berhubung sie kerohanian kristen sementara sakit dan menjadi daftar dalam perjalanan doa kami. jadi selama kami berdoa tadi ternyata beliau cuma menemani dan mendengar kami. beliau mengajukan untuk jalan terpisah agar segera selesai, namun saya menolak dan tetap meminta kita bertiga jalan sama2 menyusuri ruang demi ruang (saya berharap doa-doa yang kami panjatkan ada yang menyentuh atau nyantol ataupun bertanya dalam pikirannya) . kami berjumpa seorang pasien yang unik, ketika selesai doa, bp. Tanto mengambil kertas dan meminta saya membacakannya... (apa ini dalam batinku? gak ada dalam skenarioku kalo disuruh berdebat teologi) setelah saya membacakan kata demi kata, ternyata surat itu adalah pengakuan iman yang ditulis oleh pendetanya untuk membantu bp. Tanto melewati masa2 sakitnya. saya bertanya:" bapak percaya Tuhan Yesus?" dia menjawab:"ya, saya sangat percaya." kata2 itu menguatkan kami juga yang mendengarnya. pengalaman lucu pun kami alami ketika berjumpa seorang ibu yang sakit struk. meski perkataannya tidak jelas, namun penuh semangat dia bercerita panjang lebar sambil tertawa dan kadang menangis (efek sakit kadang membuat emosi pasien berubah-ubah). ibu itu ternyata seorang sinden dan guru tari. selesai kami berdoa, beliau sangat senang, sambil sinden didepan kami sambil nari2.. spontan saya pun berjoget hahaha  tak henti2nya ibu itu mengucapkan maturnuwun artinya terimakasih sambil berusaha memeluk dan mencium kami ketika kami akan pulang. cerita pasien yang lain lagi, seorang oma ditemani mbak atau pembantunya yang sangat rohani. suster2 dan sie kerohanian yang menemani kami berkata, ibu ini minggu lalu masih keliling2 dengan kursi roda, sukanya memuji Tuhan dan baca alkitab, namun saat itu ibu itu terbaring lemah tidak berdaya, harus dibantu oksigen dan hanya tertidur. kami bersyukur ada seorang pembantu yang setia menemani dan merawatnya. kami berdoa buat beliau semoga beliau lekas sembuh. setelah hampir selesai kunjungan doa kami, saya melihat seorang anak di ruang isolasi, rambutnya rontok semua sehingga hampir gundul. ketika selesai berdoa diruang sebelah anak itu, saya berkata sama ibu sie kerohanian yang menemani kami,"bu, kok saya kepengen berdoa buat anak yang gundul tadi." ibu itu menjawab, "oh, boleh2..". agak sedikit gugup saya bertanya, "agamanya apa?" dan ibu itu berkata,"keliatannya muslim, tapi gak papa, coba saya tanyakan keluarganya dulu". akhrinya kami diperbolehkan oleh keluarga anak itu untuk berdoa. namanya anak itu Hanifa seoang anak perempuan berusia 9 tahun kelas 3 SD tinggal di Serang, Banten. karna keluarga besarnya di Solo, dia akhirnya dirawat di Solo. Hanifa tidak terlihat sakit, wajahnya gembira ketika bertemu dengan kami. tubuhnya terlihat kuat, senyumnya manis membuat kami tidak merasakan penderitaan anak itu. Hanifa mengalami kelainan darah (mungkin kanker darah) dan kerontokan rambutnya akibat kemoterapi. Stationary barbie yang masih saya pegang sejak awal perjalanan doa kami akhirnya tidak sia2, saya memberikan ke Hanifa dan berdoa buat anak itu di dalam nama TUHAN YESUS. saya sempat bingung mau doa gimana, saya hanya katakan, ditengah kemustahilan akan ada mujizat. suatu keberanian yang muncul dari dalam hati dan semua mengalir begitu indah. selesai berdoa buat Hanifa kami pamit dan menyelesaikan perjalanan doa kami yang terakhir buat ibu sie kerohanian kristen yang seharusnya mendampingi kami, tapi harus berbaring akibat batu ginjal. Cerita yang cukup panjang, pengalaman yang menarik dan melatih saya untuk dibawa Tuhan melihat dan merasakan doa besar kuasanya. saat ini saya sangat berharap anak Hanifa boleh mengalami mujizat kesembuhan, atau berjumpa dengan Tuhan Yesus dalam mimpi2nya (seperti cerita banyak orang) dan itu akan melatih iman saya bertumbuh. selesai