Tuesday, December 18, 2018

HATIKU MELIMPAH DENGAN UCAPAN SYUKUR

Ketika Tuhan berbicara hari ini, hati ini penuh sukacita meskipun suatu perintah.

Ada dua keluarga baru yang datang ke gereja kami. Keluarga yang pertama memiliki 5 orang anak, dan anak nomor 1 dan nomor 2 terlihat stress dimarahin terus sama ortunya. Keluarga yang kedua memiliki 2 orang anak, kedua orang tua adalah orang tua yang broken home. Mereka adalah suami kedua dan istri kedua. Kedua orang anak terdengar sering dimarahi oleh orang tua mereka. Kondisi ini membuat panggilan Tuhan begitu kuat hari ini untuk melayani mereka. Tapi, saya selalu memiliki banyak alasan untuk menolak melayani mereka. Saya perlu memiliki iman dan kegigihan untuk melayani mereka. semoga anak2 mereka segera tertolong...

Pagi ini juga, ketika melayani pelayanan doa orang sakit di rumah sakit, ada sekitar 3 pasien yang menolak didoakan dan kebanyakan dari mereka dirawat di ruang VIP. Penolakan ini akibat kejadian dimana pendoa rumah sakit mencuri uang milik pasien sementara pasien berdoa. Hal ini cukup berdampak dalam pelayanan kami.
Ditengah penolakan yang kami terima, saya teringat ayat, "Orang kaya sukar masuk surga".
Sebenarnya apa yang ada di pikiran mereka? Ketakutan uangnya dicuri lagi? Kasih manusia sdh bertambah dingin? Entahlah apa yang dipikirkan mereka.
Namun, disatu sisi kami melihat air mata yang terurai karna ada pengharapan didalam Yesus ketika mereka tidak berdaya, ada yang tatapannya kosong mulai bercahaya, ada yang merasa ketakutan dan dikuatkan kembali, semuanya itu membuat hatiku bersukacita didalam melayani Tuhan.

ALLAH MENAWARKAN KEHIDUPAN YANG KEKAL

Allah sendiri yang memberikan jalan keluar atas dosa dan kematian, yaitu dengan sistem penggantian atau substitusi. Setelah manusia berdosa, dijalankan sistem penggantian. Setelah Adam berdosa di hadapan Allah, Allah menentukan sistem penggantian dengan darah yang dicucurkan, binatang yang mati dibunuh. Pertama binatang yang dibunuh untuk pakaian Adam dan Hawa, kemudian ada korban Habel yang diterima. Ada sistem penggantian. Tetapi sistem korban orang Israel tidak mencapai puncaknya, hanya merupakan satu simbol atau bayang-bayang yang akan datang. Kalau kita bandingkan dengan Ibrani 10:1-5, binatang tidak mungkin mengganti manusia karena ada perbedaan kualitas. Yang bisa menggantikan manusia haruslah manusia juga. Maka dikatakan, tidak ada cara lain, Allah Bapa menentukan Tuhan Yesus Kristus menjadi jalan pendamaian, yakni harus mati menebus dosa, harus mati untuk membayar hutang dosa dengan memakukan surat dakwaan, surat hutang itu di kayu salib (Roma 3:25; Kolose 2:14-15). Itu cara yang Allah tentukan, dan hanya satu cara itu. Manusia bersalah kepada Allah, harus Allah yang menentukan cara pengampunan, dan cara pengampunan itu adalah melalui kematian Kristus Yesus di kayu salib - yang menggantikan. 

Apakah itu adil? Bukankah Allah adalah Allah yang adil, yang salah yang dihukum, yang tidak bersalah dibebaskan? Mengapa Kristus yang tidak bersalah dihukum, dijadikan berdosa, dan kita yang bersalah di dalam Dia dibenarkan? Kalau demikian, apakah ada keadilan Allah? Ada. Yang salah tetap dihukum, tetapi Allah menggunakan sistem substitusi atau sistem penggantian. Dan sistem penggantian adalah satu-satunya cara yang Allah tentukan. Kalau begitu, apakah Kristus Yesus dipaksa? Tidak. Dia rela. Dia mau. “Aku datang untuk menjalankan kehendak-Mu, Aku datang untuk memberikan nyawa-Ku bagi tebusan untuk banyak orang.” (Ibrani 10:7; Matius 20:28 ). Dia tahu apa yang dilakukan-Nya. Ia jalankan itu di dalam kerelaan, jadi tidak ada pemaksaan. 

Apakah satu orang bisa menggantikan seluruh dunia? Ya, karena beda secara kualitas. Tuhan Yesus adalah manusia sejati dan Allah yang sejati. Manusia tidak bisa menjadi Allah, tetapi Allah bisa menjelma menjadi manusia. Kita percaya Kristus adalah Allah yang menjelma menjadi manusia, untuk membayar harga, menebus kita, membeli kita ulang. Apa pantas? Ya, karena Dia Allah, kualitasnya lain. Di Indonesia misalnya, beras bisa ditukar dengan pesawat terbang. Di sini kita bicara tentang kualitas. Satu pesawat terbang bisa ditukar menjadi butiran beras yang tak terhitung. Kristus adalah Allah yang sejati, maka Dia bisa menggantikan semua manusia yang berdosa. Hal ini Dia lakukan melalui kematian-Nya di kayu salib. Sesungguhnya penderitaan Kristus tidak dimulai di Taman Getsemani, tetapi tatkala Dia menjadi manusia. Dia lahir di kandang domba; Kristus sudah mulai menderita, sebab Ia adalah Allah yang tidak terbatas menjadi terbatas, Allah yang mulia menjadi hina. Seumur hidup-Nya, Dia dikatakan sebagai “the man of sorrow”, manusia yang menderita. Serigala punya lubang, burung punya sarang, tetapi Dia, Anak Manusia, tidak ada tempat untuk meletakkan kepala-Nya (Lukas 9:58 ). Dia Pencipta alam semesta, tapi tatkala Dia datang pada alam ciptaan-Nya, dunia, bahkan umat pilihan-Nya, yaitu bangsa Israel menolak Dia (Yohanes 1:10-11). Dia mengalami sengsara, dan puncaknya adalah di kayu salib. Penderitaan-Nya bisa menggantikan. 

Lukas mencatat bahwa pada malam Dia menyerahkan diri setelah berdoa di Taman Getsemani, keringat-Nya seperti titik-titik darah (Lukas 22:44). Ada dua tafsiran mengenai hal ini: bisa deras seperti darah, bisa juga berwarna seperti darah karena hermatidrosis - pembuluh darah di bawah kulit-Nya pecah karena ketegangan yang luar biasa. Saat itu, malam itu, Dia diadili, dipukul, diludahi, ditampar, ditendang, diolok-olok, dipermainkan, hingga sekujur tubuh-Nya babak-belur, dan kemudian juga disesah - dipukuli dengan cambuk sehingga sekujur tubuh-Nya penuh luka dan berdarah. Begitu buruk rupa-Nya, sehingga bukan seperti manusia lagi. Itu belum puncaknya, sampai Dia dipakukan di kayu salib di puncak Golgota. Dosa isi dunia ditanggungkan atas-Nya. Dia yang tidak berdosa dijadikan berdosa karena kerelaan-Nya, supaya kita dibenarkan (2 Korintus 5:21). Yesus berseru dengan suara nyaring, “Allah-Ku, Allah-Ku mengapa Kau tinggalkan Aku?” Kita tidak bisa mengerti mengapa Allah bisa meninggalkan Allah. Mengapa Allah dalam persekutuan yang kekal itu mengalami suatu perpisahan? Tetapi yang kita mengerti adalah melalui perpisahan itu, kita yang tadinya berpisah dari Allah, boleh dipersekutukan lagi di dalam Kristus.” Perpisahan itu menggambarkan penghakiman, penghukuman yang kekal. Kita memang seharusnya dihukum kekal, permanen. Tetapi Kristus menggantikan kita, supaya kita bisa dilepaskan dari penghukuman Allah. Murka Allah ditimpakan kepada Kristus untuk memuaskan hati Allah. 

Alkitab mencatat dalam kata propisiasi, dalam Roma 3:25 tadi, Kristus ditentukan menjadi jalan pendamaian. Kata propisiasi berbeda dengan kata rekonsiliasi yang berarti pendamaian. Sering digambarkan bahwa antara Allah dan manusia ada suatu tembok yang tidak bisa ditembus, lalu tembok itu dirobohkan dengan salib Kristus; ini adalah rekonsiliasi. Penghalang yang membuat perpisahan dihilangkan, sehingga yang terpisah disatukan kembali. Tetapi propisiasi itu menggambarkan Allah yang murka. Murka-Nya tidak bisa dihentikan dan menuntut semua manusia dihukum selama-lamanya. Murka-Nya hanya bisa dihentikan oleh satu, korban yang memuaskan Dia. Hanya satu saja yang dapat memuaskan, yaitu Kristus, korban yang bisa menghentikan murka Allah sekaligus membuat Allah tidak lagi menghukum karena Dia puas. Kristus satu-satunya jalan, tidak ada yang lain. Melalui kematian di kayu salib, Dia merobek tirai pemisah. Dia menebus. Dia membayar hutang dosa kita. Kita yang terjual di bawah kuasa dosa, kita yang berhutang di hadapan Allah, Kristus membeli kita ulang dengan membayarkan diri-Nya sebagai pengganti. Dialah yang memberikan kita hidup, yang menjadikan kita hidup, memberi kita hidup yang kekal. Hidup yang kekal, bukanlah hidup selama-lamanya. Hidup yang kekal adalah hidup yang digabungkan dengan Allah kembali, bersekutu atau berelasi dengan Allah, union with Christ, disatukan dengan Kristus. Dan ini tidak bisa dipisahkan. Kita bisa mati secara fisik, tetapi saat kita mati secara fisik, persekutuan ini tidak berakhir. Nanti dibangkitkan, tetap ada persekutuan dengan Allah. Maka Paulus berkata, “Aku yakin bahwa hidup maupun mati, pemerintah yang sekarang maupun yang akan datang, makhluk lain, atau kerajaan angkasa, tidak bisa memisahkan kita dari kasih Allah yang ada di dalam Yesus Kristus Tuhan kita.” (Roma 8:36-39). Satu kepastian keselamatan telah diberikan. 

    * Yohanes 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

http://www.sarapanpagi.org/kejatuhan-manusia-dan-penyelamatannya-vt293.html