Wednesday, September 12, 2012

Sekolah Mingguku :)

Sunday, April 10, 2011 at 3:20pm ·


Ketika sementara bercerita di kelas sekolah minggu mengenai TUHAN YESUS BANGKIT...
anak-anak yang berjumlah 7 anak mulai merasa bosan, ada yang melamun, ngobrol, dan ada juga
yang menyimak sambil memberi komentar-komentar dalam bahasa Jowo.
Spontan, saya langsung bercerita dalam bahasa Jowo untuk memecahkan suasana kelas yang mulai ramai.
"... ono wong loro, wong wedo karo wong lanang." Kira-kira seperti itu cerita saya dalam bahasa Jawa.
Anak-anak semua terdiam mendegar dialek saya yang kagok (lumayan, dalam hati saya berguman...suasana terkendali).
Cerita saya lanjutkan,"...wong loro kui meh layat ndek kubur'e Gusti Yesus, gowo kembang meh di taroh dek kuburan. Pas ndek'e mlebu, wong loro kui kaget, ono wong koyok malaikat. kaget meneh, Gusti Yesus orak ono. ndih yo? malaikat'e ngomong karo wong loro, ojo wedih... Gusti Yesus wes ora ono, Gusti Yesus wes bangkit."
dalam suasana anak-anak menyimak, tiba-tiba seorang anak bernama Yayan nyeletuk,"gilaanii....!"
langsung saya spontan tertawa, ternayata bahasa Jawa saya jelek sekali.
Anak-anak memiliki karakter yang seharusnya jujur atau boleh dibilang polos, seperti Yayan. Mereka juga sangat ekspresif, tanpa basa-basi. Ketika merasa bosan mereka bertingkah macam-macam. Ketika mereka menyukai sesuatu,
mereka sangat semangat.
Saya merenungkan ayat dalam Matius 18:3-4 ""...sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga."
Ketika murid-murid Yesus mulai mempertanyakan siapa yang terbesar dalam Kerajaan Surga, Yesus memberi jawaban yaitu menjadi seperti anak kecil. Yang tidak mempersoalkan jabatan, upah,kenaikan pangkat atau mengejar posisi
karena sudah melayani Tuhan. Tetapi merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil yang polos, yang bisa ngambek, yang bisa tertawa tanpa mengalami tekanan jiwa karena memendam perasaan yang takut diketahui orang lain.
Ketika kita melayani Tuhan, ada suka dan duka, tawa dan tangis, gembira dan sedih. Semua perasaan itu Tuhan peduli, bahkan perasaan yang mungkin sepele bagi kita, Tuhan peduli. Ketika kamu merasa lemah, mari datang kepada Tuhan, Dia peduli air matamu. Jangan sok kuat ketika kita lemah. Tetapi jadilah seperti Daud yang dalam keremukkan jiwanya datang kepada Tuhan, dan Tuhan memulihkan hatinya. Hati yang di pulihkan akan memancarkan kehidupan yang kekal.
Menjadi seperti anak kecil yang polos, mari kita datang kepada Tuhan dengan kepolosan kita, jujur kepadaNya, maka Ia akan memulihkan hidupmu dan menjadikan hidupmu alat terbesar bagi Kerajaan Surga.

No comments:

Post a Comment